Rabu, 01 Juni 2011
Robert S. Ledley (1926-sekarang) : Sang Penemu Mesin CT Scanner
DUNIA kedokteran pasti akan sangat kesulitan sekali dalam mendiagnosis penyakit dalam jika tanpa bantuan alat yang bernama CT Scanner. Bagaimana tidak, di zaman penyakit dalam yang begitu banyak seperti sekarang, alat ini hadir untuk mendiagnosis penyakit dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Bahkan alat ini juga bisa digunakan dalam terapi radiasi untuk penyakit tertentu.
Dialah Robert S. Ledley, orang paling berjasa dalam penemuan mesin canggih ini. Ledley kecil lahir di New York pada tahun 1926. semasa kecil hingga bangku kuliah dihabiskan di kota kelahirannya. Di tahun 1948, Ledley lulus dari universitas kedokteran gigi New York. Dua tahun berselang, Ledley mendapat gelar sarjana fisika dari Universitas Columbia.
Setelah lulus, Ledley bekerja untuk pertama kalinya di pemerintahan Washington DC pada bagian biro standar nasional (sekarang Institut Standar dan Teknologi Nasional). Tetapi hanya sementara, ia kemudian pindah ke Universitas Johns Hopkins. Di sini Ledley menjadi ahli fisika dan peneliti.
Sepertinya, Ledley punya sifat tak puas di satu tempat. Dari Johns Hopkins ia pindah lagi ke tempat lain. Antara tahun 1968 hingga 1970 Ledley menerapkan ilmu yang diperolehnya di Departemen Teknik Elektro Universitas George Washington. Di sinilah ia kemudian mendapat gelar profesor.
Selepas dari sana, Ledley bergabung dengan sekolah pengobatan di bagian departemen fisiologi dan biofisika. Di tempat barunya Ledley memulai penelitian tentang mesin yang mampu memindai seluruh tubuh hingga bagian terdalam dan terhalus. Tiga tahun lamanya Ledley meneliti mesin, hingga akhirnya di tahun 1973 lahirlah mesin CT Scanner yang mampu memindai seluruh tubuh dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Mesin temuannya itu dinamakan Automatic Computerized Transverse Axial (ACTA).
Seperti dugaan Ledley, mesin ini mempunyai peran yang sangat besar dalam dunia kedokteran. Mesin ini mampu memvisualisasikan organ-organ dalam tubuh yang tidak dapat dihasilkan mesin sinar X biasa. Rekonstruksi tiga dimensinya dihasilkan dari transmisi sinar X yang menyorot melalui irisan melintang sumbu tubuh. Visualisasi lapisan tubuh terhaluspun bisa terlihat. Diagnosis kanker, kerusakan jantung, tulang, otak, ginjal, dan organ dalam tubuh lainnya bisa terdeteksi dengan mesin ini. Kelebihannya, mesin ini juga dapat dipakai sebagai alat terapi radiasi. Setahun setelah penemuan mutakhirnya, Ledley menjadi profesor di Medical Center\x{2019}s Departement of Radiologi. Dan tahun 1975 Ledley menjadi Direktur Divisi Komputerisasi Medis dan Biofisika.
Ledley mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan. Ledley mematenkan prosesor gambar yang disebut sebagai Texture Analysis Computer atau TEXAC. Ledley juga menulis buku teks komprehensif pertama untuk insinyur teknik dalam hal komputer digital.
Ledley juga mengembangkan sistem komputer pengolah data medis yang bervolume besar yang juga menentukan diagnosa penyakit. Selain itu Ledley juga membantu memproduksi data base bioteknologi skala besar pertama, yakni Protein Information Resources (PIR) yang mengorganisasikan protein dan sekuen DNA. Ledley dikenal jenius. Bidang kedoteran, sains, hingga komputer dikuasainya. Apalagi ketika Ledley menemukan instrumen dan algoritma komputer yang digunakan untuk menganalisis kromosom serta diagnosa kerusakan janin pralahir.
Lebih dari 50 tahun, Ledley mengabdikan diri terhadap kariernya. Pengorbanannya sebanding dengan hasil yang didapatnya. Tak heran, 60 lebih paten tercatat atas namanya. Hadiah dan penghargaan menghujaninya, salah satunya yaitu tercatatnya nama Ledley pada National Inventor\x{2019}s Hall of Fame pada tahun 1990. Di tahun 1997 dia mendapat medali yang diberikan oleh Presiden Amerika, Bill Clinton. Ledley sekarang menjadi editor dari empat jurnal ilmiah serta menjadi presiden direktur penelitian untuk National Biomedical Research Foundation sejak 1960.
Sumber : Pikiran Rakyat (20 April 2006)
Langganan:
Postingan (Atom)